Hai semua pembaca blog, kali ini saya ingin berbagi contoh laporan praktikum kimia "Hidrolisis". Selama ini memang sudah banyak sekali contoh laporan praktikum kimia "Hidrolisis" yang dapat diambil dari internet. Dan kali ini saya juga ingin membagikan contoh laporan praktikum kimia "Hidrolisis" :) yang mungkin bisa sama dan mungkin juga bisa berbeda dari contoh laporan praktikum kimia "Hidrolisis" yang sering ditemukan di internet. :P Silahkan kalian baca dan download jika ingin memiliki contoh laporan praktikum kimia "Hidrolisis" ini. Jangan lupa juga untuk memberikan komentar untuk contoh laporan praktikum kimia "Hidrolisis" ini, karena saya tahu bahwa contoh laporan praktikum kimia "Hidrolisis" ini jelas masih memiliki banyak kekurangan. Dan juga jangan lupa jika ingin share contoh laporan praktikum kimia "Hidrolisis" tolong cantumkan alamat blog saya ya, supaya bisa membantu. Terima kasih :)
A.
JUDUL
Hidrolisis
B.
TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan
sifat larutan garam yang terhidrolisis
C.
LANDASAN TEORI
Di dalam konsep
kimia, garam merupakan senyawa ion yang terbentuk dari penggabungan ion negatif
sisa asam dengan ion positif sisa basa. Karena merupakan gabungan dari ion-ion
sisa asam dan sisa basa, maka garam umumnya berbentuk larutan. Dalam konsep
kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu:
1.
Garam
yang bersifat netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat.
2.
Garam
yang bersifat asam, berasal dari asam kuat dan basa lemah.
3.
Garam
yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat.
Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan
air (hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti
penguraian). Menurut konsep ini, komponen garam (kation atau anion) yang
berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis)
membentuk ion H3O+ = H+ atau ion OH-. Hidrolisis kation menghasilkan ion H3O+,
sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-.
Sebagaimana kita
ketahui bahwa larutan asam direaksikan dengan larutan basa akan membentuk
senyawa garam. Jika kita melarutkan suatu garam ke dalam air, maka akan ada dua
kemungkinan yang terjadi, yaitu:
Ø Ion-ion yang berasal dari
asam lemah (misalnya CH3COO–, CN–, dan S2–)
atau ion-ion yang berasal dari basa lemah (misalnya NH4+, Fe2+,
dan Al3+) akan bereaksi dengan air. Reaksi suatu ion dengan air
inilah yang disebut hidrolisis. Berlangsungnya hidrolisis
disebabkan adanya kecenderungan ion-ion tersebut untuk membentuk asam atau basa
asalnya.
Contoh:
CH3COO–
+ H2O CH3COOH
+ OH–
NH4+
+ H2O NH4OH + H+
Ø
Ion-ion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl–, NO3–,
dan SO42–) atau ion-ion yang berasal dari basa kuat
(misalnya Na+, K+, dan Ca2+) tidak bereaksi
dengan air atau tidak terjadi hidrolisis. Hal ini dikarenakan ion-ion tersebut
tidak mempunyai kecenderungan untuk membentuk asam atau basa asalnya.
Contoh:
Na+ + H2O → tidak terjadi reaksi
SO42- + H2O → tidak terjadi reaksi
Hidrolisis hanya dapat terjadi
pada pelarutan senyawa garam yang terbentuk dari ion-ion asam lemah dan ion-ion
basa lemah. Jadi, garam yang bersifat netral (dari asam kuat dan basa kuat)
tidak terjadi hidrolisis.
Ada dua macam
hidrolisis, yaitu:
Ø Hidrolisis
parsial/sebagian (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau
sebaliknya & pada hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang
mengalami reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak)
Ø Hidrolisis
total (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).
Jika ingin mendownload, silahkan
Klik disini (.pdf) atau
Klik disini (.docx)
0 Komentar:
Posting Komentar